Oleh Kelompok 6
Ternyata
ada lohh, Oleh-oleh Khas Bekasi!
Spanduk Warung Mpok Nini
Haiii
sobat Zetizen, diakhir pekan ini gak ada salahnya kita mengunjungi salah satu
tempat yang berbeda di Kota Bekasi. Tempat apa itu?? Penasaran kan?? Hihii...
Yuk mari kita berkunjung ke tempat “Warung Mpok Nini”. Warung Mpok Nini menjual
Oleh-oleh khas Bekasi. Di tengah kemajuan Kota Bekasi yang semakin pesat,
semakin jarang pula kita menemukan penjual makanan khas daerah yang bisa
menjadi buah tangan para wisatawan yang datang ke Kota Bekasi.
Singkat sejarah
tentang berdirinya Warung Mpok Nini nih sobat Zetizen, awal mulanya Ibu Rohani
yang akrab disapa Mpok Nini sebelumnya berjualan secara konvensional, berjualan
setiap hari dari subuh hingga jam delapan pagi. Mpok Nini berjualan kue kering,
kue basah, dan nasi uduk. Dari usaha ini membantu perekonomian keluarga dan
untuk membiayai sekolah anak.
Deni dan Deddy Mizwar
Deni Ardini
putra sulung Mpok Nini lulusan jurusan Teknologi Informasi menggabungkan
keahliannya dengan keahlian Ibunya Mpok Nini sebagai pedagang makanan. Sekarang
pemasaran oleh-oleh Bekasi Mpok Nini melalui internet dan media sosial. Karena
Perkembangan zaman yang semakin maju, Deni sebagai owner Mpok Nini menjaring
media sosial agar produk dapat dikenal dengan masyarakat luas.
Awal mula tahun
2010, Warung Mpok Nini yang menjual oleh-oleh khas Bekasi berjualan di daerah
Bekasi Timur. Namun karena tempat yang kurang strategis maka usaha Mpok Nini
pindah ke rumahnya. Agar tidak memakai biaya sewa, dan mendapatkan keuntungan
yang lebih.
Oleh-oleh khas
Bekasi yang dijual Mpok Nini antara lain Akar Kelapa, Kembang Goyang, Biji
Ketapang, Dodol, Rengginang, Wajik Ketan, Telor Gabus Keju, Bir Pletok, dan
Geplak. Dengan varian yang banyak, sobat Zetizen tak perlu khawatir lagi karena
semua makanan dan minuman yang dijual sudah berserifikat Halal MUI.
Menu Andalan Warung Mpok Nini
Menu andalan
yang dijual dan di produksi setiap hari adalah akar kelapa, telor gabus keju,
kembang goyang, dodol betawi, bir pletok bubuk, dan bir pletok kemasan gelas.
Produksi dilakukan dengan membuat 5 kg dari setiap makanan. Produksi dilakukan
secara manual tanpa menggunakan mesin, untuk mempertahankan kualitas rasa dan bahan-bahan
yang digunakan dipilih dengan bahan berkualitas.
Pengemasan produk Akar Kelapa oleh
Mpok Nana
Dalam membuat
produk Mpok Nini dibantu keluarganya, misalnya di bagian pengemasan produk
dibantu dengan Mpok Nana adik dari Mpok Nini dan Sofyan suami dari Mpok Nini.
Sofyan sudah mendapatkan sertifikat dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan
Koperasi Kota Bekasi dalam kegiatan Peningkatan Desain Packaging Kemasan Produk
UMKM sumber dana APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2012.
Sertifikat Sofyan dari Pemerintah
Kota Bekasi
Menurut Sofyan,
kegiatan ini menjadikan produk yang dijualnya lebih menarik untuk diburu para
konsumen sebagai buah tangan. Dulu pengemasan hanya menggunakan plastik,
sekarang tiap jenis makanan ada kardus yang berbeda-beda dengan warna yang
berbeda pula. Contohnya kemasan bir pletok ada dua macam, ada yang bubuk dan
ada yang berbentuk cair dan sudah ada gelas nya.
Setiap hari ada
saja pengunjung yang datang. “Walaupun bukan hari libur, setiap hari ada aja
orang yang datang untuk membeli oleh-oleh khas Bekasi. Pengunjung yang datang
dari berbagai daerah di luar Kota dengan sengaja membeli untuk membawa buah
tangan,” ujar Sofyan.
Harga yang
ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu – Rp 25 ribu tergantung tingkat
kesulitan pembuatan makanan. Pas banget dikantong sobat Zetizen. Gak akan bikin
kantong bolong, dan rasanya bikin flashback
ke kampung halaman.. Ciyeee hihiii..
Kemasan Bir Pletok
Yuk sobat Zetizen, mari kita sama-sama melestarikan
makanan tradisional kebanggaan Kota Bekasi agar tetap eksis sampai nanti,
Oiyaa.. kalian bisa ikutin media sosial dari Mpok Nini di Instagram dan Twitter
@Mpok_Nini dan di Facebook Fb.com/MpokNini.co.id. Sekian dulu sobat Zetizen,
sampai bertemu dilain kesempatan ya, dadaaaahhh...
Foto & Penulis: Deya Deshinta
P/Unisma Bekasi
Pemkot
Beri Penghargaan dan Fasilitasi UMKM Oleh-Oleh Bekasi ‘’Mpo Nini’’
Sofyan
dan Istri, Mpo Nini alias Ibu Rohani (Kedua orang tua Deni Ardini)
Ayahanda Deni, Sofyan berbagi kisah dan
ceritanya selama menekuni usahanya bersama keluarga yang digagas putranya, Deni
Ardini. ‘’Mpo Nini’’ yang menjadi nama brand mereka yang sudah cukup terkenal
di Kota Bekasi. bagaimana tidak, jika mencari makanan khas Bekasi atau
oleh-oleh Bekasi di mesin pencarian maka ‘’Mpo Nini menjadi pilihan teratas.
Animo masyarakat tentang keinginan
tahuan masyarakat dan usaha keras Deni mengembangkan usahanya melestarikan
makanan khas Bekasi didukung Pemerintah Bekasi dengan pemberian penghargaan sebagai
inovasi melestarikan budaya Bekasi di bidang kuliner.
Pemkot turut mengundang ‘”Mpo Nini’’ di
acara-acara walikota untuk memamerkan beberapa produk dagangnya. Menurut Sofyan
selama menekuni usaha ini sudah berkesemapan bertemu dengan orang-orang penting
dalam jabatannya di Kota Bekasi. diantaranya, Bapak Syaikhu Ahmad selaku wakil
walikota Bekasi yang langsung berkunjung ke rumahnya. Diundang oleh wakil
gubernur jabar Dede Yusuf saat masa orde pemerintahannya. Selain itu juga
pernah bertemu dengan Lucky Hakim anggota DPRD Kota Bekasi.
Proses
pembuatan Dodol Bekasi
Meski walikota Bekasi, Rahmat Effendi
belum sempat mengunjungi warung ‘’Mpo Nini’’, namun Dedi Ardiani, sering diajak
pemkot untuk memperkenalkan dan terus melestarikan makanan khas Kota Bekasi
kepada masyarakat.
Pemkot fasilitasi usaha ‘’Mpo Nini’’
dengan ikut program UMKM menjadi anggota binaan. Dengan begitu, usaha ini telah
teradftar di Pemkot sebagai usaha menengah warga yang turut didukung pemkot
Bekasi.
Sedangkan untuk urusan izin hak cipta
dagang dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan packaging atau kemasan produk diurus
semua oleh Deni Ardini yang juga lulusan D3 BSI Tahun 2013 ini. ‘’Semua yang
mondar mandir anak saya,’’ kata Sofyan ketika ditemui di Warung Mpo Nini yang
beralamat di Jalan Belanak 2, Kelurahan Kayu Ringin Jaya, Kota Bekasi (4/1).
Sofyan mengaku selama usaha ini
dijalankan dari 2010, tidak terlalu ‘’ngoyo’’ dalam mencari uang, asal ibadah
lancar. Dia juga mengatakan bahwa tidak merasa kesulitan dalam berjualan. Semua
dilakukan bersama keluarga.
Dengan ide cemerlang dari Deni yang
bermula dari tugas kuliah di Bina Sarana Informatika (BSI) ini membuat Pemkot
Bekasi terus mengajak Dedi di beberapa kesempatan untuk menunjukkan hasil
prouknya kepada orang banyak. Bahkan Ayah Deni pernah diajak Pak SBY melalui
telepon terkait oleh-oleh Kota Bekasi ini. ‘’Iya, waktu itu sampai ditelepon
Pak SBY, saya sampai kaget,’’ ungkapnya.
Ditemui di kesempatan berbeda, kepala
Fasilitas dan Pembiayaan UMKM Kota Bekasi, Dodi Supriadi mengatakan bahwa semua
usaha warga akan coba kami fasilitasi dengan menjadi anggota Binaan UMKM Kota
Bekasi termasuk seperti yang dijelaskan diatas terkait ‘’Mpo Nini’’.
Foto & Penulis: Devi Veviani / Unisma Bekasi
Pendapat
Mahasiswa tentang Kuliner Khas Bekasi
MENGENAL
CITA RASA GABUS PUCUNG
Bekasi memiliki beberapa ciri khas makanan
salah satunya adalah sayur gabus pocung atau sayur pucung. Makanan ini menjadi
menu yang banyak dicari masyarakat jika berkunjung sanak sodara. Bila dilihat
sekilas, ikan yang disajikan dengan kluwek tampak seperti rawon. Kuah sayur
tersebut memang berwana hitam dan kental. Bedanya, sayur khas Bekasi ini menggunakan
daging ikan gabus.
Munih merupakan
salah satu warga Bekasi. "Sebenarnya dulu banyak banget yang jual tapi
pada musim tertentu. Kalo sekarang sih udah jarang banget yang jualan, karna
ikannya juga langka,".
Menurutnya warna
kehitaman pada sayur gabus pucung berasal dari bumbu dapur pucung. Masyarakat
Jawa lazim menyebut pucung sebagai keluwek atau kluwek. Bumbu berwarna
kehitaman tersebut dipadukan dengan rempah lain seperti lengkuas dan daun
salam.
(Ibu Munih,
warga Kampung Mede)
Selain itu,
masakan khas Bekasi ini juga menggunakan daun jeruk serta tomat untuk
menyempurnakan rasa dan aroma. "Ikan gabus yang digunakan pun memiliki
ukuran yang lumayan besar," lanjutnya.
Namun sekarang
sudah jarang sekali dihidangkan di rumah-rumah karena ikan Gabus sudah mulai
sulit didapatkan. Selain karena metode budidaya yang cukup sulit, habitat asli
ikan Gabus sudah mulai hilang akibat alih fungsi lahan.
Ada masyarakat
asal Bekasi mengatakan pernah memasak sayur gabus pucung tapi karna sudah langka
jadi tidak pernah memasaknya lagi. "Saya sekarang udah ga pernah masak
lagi karna ikannya langka susah dicari juga," pungkasnya.
Foto & Penulis: Ade Irma Suryani & Intan Permata Sari/Unisma
Bekasi
Komentar
Posting Komentar