ANALISIS KOMUNIKASI BAHASA PENGGUNA FACEBOOK MENGGUNAKAN TEORI KOMUNIKASI MEDIA SIBER DAN TEORI TECHNOLOGICAL DETERMINISM
MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER II
Bekasi, 8 Juni 2016
Diajukan
sebagai Pemenuhan nilai UAS Mata Kuliah Teori Komunikasi
Preparing
The Future
ANALISIS
KOMUNIKASI BAHASA PENGGUNA FACEBOOK MENGGUNAKAN TEORI KOMUNIKASI MEDIA SIBER DAN
TEORI TECHNOLOGICAL DETERMINISM
DISUSUN OLEH:
ANGGITA
PUSPITASARI (411820371500
DEVI
VEVIANI (41182037150051)
M.
RIZKY NANDA (411820371500
M.
RIFKY AMBARI (41182037150053)
DOSEN PEMBIMBING: WINDA PRIMASARI, m. si.
FAKULTAS
: KOMUNIKASI, SASTRA DAN BAHASA
PROGRAM
STUDI: ILMU KOMUNIKASI (KELAS B)
TAHUN
AJARAN: 2015/2016
UNIVERSITAS
ISLAM “45” BEKASI
Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi 17113
Telp.Fax : (021) 8808853
www.unismabekasi.ac.id
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................................ 3
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3
Tujuan ...................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Teori Komunikasi
2.1.1 Teori Komunikasi Media Siber .................................... 4
2.1.2
TECHNOLOGICAL DETERMINISM ....................................... 7
2.2
Teori Media Baru ................................................................................... 10
BAB III DISKUSI DAN
HASIL
3.1
Diskusi ................................................................................................... 15
3.2
Hasil ....................................................................................................... 18
BAB IV PENUTUP
4.1
Simpulan ............................................................................................... 20
4.2
Saran ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dewasa
ini, teknologi berkembang sedemikian rupa. Terpaan kemajuan teknologi ini juga
mengenai perkembangan anak-anak saat ini. Khususnya anak-anak saat usia sekolah
yang baru menganal teknologi atau lebih sering dipakai adalah internet untuk
mengakses media sosial. Kita tahu bahwa perkembangan teknologi membawa pengaruh
positif dan negatif. Seiring berjalannya waktu, teknologi saat ini banyak
sekali ditemukan istilah istilah atau bahasa yang tidak seharusnya dipakai (tidak
baku) di dalam media sosial yang dapat memberikan dampak negatif untuk generasi
muda saat ini. Hal itu dapat menimbulkan persepsi yang beragam bagi mereka yang
membaca istilah atau bahasa tesebut. Mungkin menurut seseorang yang membuat
istilah atau bahasa yang tidak baku tersebut menganggap dirinya itu keren dan
bisa dibilang gaul di era modern
seperti saat ini. Kami sebagai generasi muda sangat khawatir melihat fenomena
interaksi yang terjadi di dalam media sosial, khususnya facebook. Oleh karena
itu kami mengangkat tema “Analisis Komunikasi Bahasa Pengguna Facebook Menggunakan
Teori Komunikasi Media Siber dan Teori Technological Determinism” untuk
dijadikan makalah sebagai bahan kajian Ujian Akhir Semester.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Apa
fenomena yang akan dijelaskan menggunakan Teori Komunikasi?
2. Apa
Teori Komunikasi yang dapat menjelaskan fenomena tersebut?
3. Bagaimana
Teori Komunikasi tersebut dapat menjelaskan fenomena itu?
1.3
Tujuan
Menganalisis Komunikasi
Bahasa Pengguna Facebook Menggunakan Teori Komunikasi Media Siber dan Teori Technological
Determinism.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Komunikasi
2.1.1 Teori Komunikasi Media Siber
Media Siber
sebagai Media Komunikasi
1. Network
(Jaringan)
Infrastruktur yang
menghubungkan antarkomputer dan perangkat keras lainnya, namun juga
menghubungkan antar-individu. Jejaring tidak hanya melibatkan perangkat seperti
komputer tetapi juga melibatkan individu atau actor networking. Contoh:
Facebook, Multichat.
2. Interactivity
(Interactive) Gane dan Beer
Suatu struktur yang
dibangun dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari berbagai sistem
media. Human agency, melibatkan manusia, dan adanya desain maupun
perangkat sebagai variabel yang bebas digunakan. Konsep untuk menjelaskan tentang komunikasi
yang terjadi antara pengguna yang termediasi oleh media baru dan memberikan
kemungkinan baru yang selama ini ada dalam proses komunikasi interpersonal.
Bisa diartikan sebagai konsep yang menghapuskan sekat-sekat, contoh: pemerintah
dan warga negara.
3. Interface(1997)
Steven Johnson (1997)
kata ‘interface’ merupakan perangkat lunak yang menghubungkan interaksi
antara pengguna (user) dan komputer. Manovich (2001: 65) sebagai suatu interfaces
komputer tidak hanya medium yang menghubungkan manusia maupun mesin dalam
jaringan informasi di internet semata, tetapi sudah menjadi budaya yang
mengatur bagaimana manusia melakukan koneksi dengan jaringan informasi atau
berhubungan dengan beragam data di internet.
4. Network
Society
Bagi Castells (2009)
dalam masyarakat jejaring atau network society informasi menjadi konten yang
dipertukarkan antara pengguna media siber yang tidak berada dalam pemilahan
antara sender dan receiver. Entitas (manusia) memiliki peran
ganda sebagai konsumen informasi dan sekaligus produsen dari informasi
tersebut. Entitas juga memiliki otoritas
dalam memproduksi teks (kode).
5. CMC
Komunikasi Termediasi Komputer (1971)
December (1997) CMC
merupakan proses komunikasi manusia melalui komputer yang melibatkan khalayak,
tersituasi dalam konteks tertentu, di mana proses itu memanfaatkan media untuk
tujuan tertentu. Dalam CMC, teknologi
lebih spesifik dan secara teknis teknologi itu didesain, dibuat, digunakan agar
memungkinkan terjadinya pertukaran data dan informasi.
6. Mare
Smith(1995)
Komunikasi atau interaksi di dunia
siber tidak mensyaratkan keberadaan dan kesamaan antara pengguna (aspatial)
media siber selagi fungsi interaksi melalui media siber itu masih ada. Di media
siber interaksi bisa dikondisikan sesuai dengan, misalnya, jadwal yang
diinginkan oleh pengguna saat terkoneksi ke dalam jaringan. Interaksi yang
terjadi di dalam dunia siber pada kenyataannya terjadi melalui medium teks.
Teks dalam bentuknya yang beragam dan juga melibatkan simbol (icons) menjadi
medium yang digunakan oleh pengguna dalam berkomunikasi. Interaksi yang terjadi
tidak mensyaratkan adanya kesamaan seperti status atau tingkat pengetahuan
(astigmatic).
NETSPEAK dan
NETLINGO
Holmes: media
baru (second media age) komunikasi tidak hanya sebatas memfokuskan diri pada
pembahasan bentuk atau model media (form) semata, tetapi juga pada pembahasan
konten yang ada di dalamnya termasuk dalam hal bahasa. Penggunaan teks dan
perkembangan teks itu sendiri bisa dilihat dari komunikasi model real-time
communication atau chatting, misalnya mIRC. Internet Relay Chat
(IRC) merupakan fasilitas komunikasi antar-entitas yang pertama kali muncul
pada 1988. Komunikasi yang terjadi di dalam ruang interaksi internet itu
merupakan komunikasi yang “synchronous, multi-user, text-based chat
technology”
Melalui IRC
inilah teks menjadi simbol dari makna tertentu mengalami pengembangan
sedemikian rupa dan juga menjadi perwakilan dari emosi entitas dalam melakukan
komunikasi di internet (emoticon) .
Netspeak
Penggunaan
singkatan, akronim, dan gabungan keduanya
|
OIC (oh i
see), CYL8R (see you all later), kudet
|
Gabungan huruf dan angka
|
G4k bi54
|
Penggunaan tanda baca
|
Serius!!!!!
|
Huruf besar (menunjukkan marah atau teriak)
|
OH YA
|
Gaya pelafalan/ pengucapan
|
Cemungudh
|
Ikon emosi (emoticon)
|
;)
atau (*_* )
|
Bahasa dalam
internet dan di media siber mengalami perubahan, yang dalam pandangan David
Crystal (2001) bahasa internet merupakan medium keempat setelah bahasa tulis
(writing), bahasa bicara (speaking), dan bahasa tanda (signing). Netspeak
terjadi tatkala para pengguna melakukan interaksi langsung (synchronous)
seperti dalam online chat, atau instant messaging. Netspeak adalah
Pembicaraan yang seolah-olah penulisan. Bahasa dalam internet dan media siber
mengalami perubahan yang dalam pandangan David Crystal (2001) bahasa internet
atau “internet language” adalah medium keempat setelah bahasa tulis (writing),
bahasa bicara (speaking), dan bahasa tanda (signing). Netspeak tejadi tat kala
pengguna melakukan interaksi langsung (synchronous) seperti di dalam MUDs,
online chat, atau instant messaging (Thurlow dkk., 2004: 125). Misalnya dalam
pengguna YM, fasilitas ini digunakan untuk medi obrolan (chat) secara langsung
dengan mediasi teks. Obrolan itu merupakan duplikasi dari obrolan yang terjadi
di dunia nyata, teks yang ditulis di media siber YM mewakili bahasa bicara.
Oleh karenaa itu teks yang diwujudkan dalam YM seolah-olah sedang berbicara. Netlingo
adalah penulisan teks seolah-olah berbicara. Contoh: bahasa Allay “Quh 5ed1H
bgd Ri Nie”.
2.1.2 TECHNOLOGICAL
DETERMINISM
Manusia menggunakan
teknologi dan dikelilingi teknologi hampir dalam gerak kehidupannya. Pengaruh
teknologi dalam kehidupan manusia menarik perhatian seorang pemikir
berkebangsaan Kannada, Marshall McLuhan, dan melalui bukunya Understanding
Media (1964) ia menulis mengenai
pengaruh teknologi.
Menurut McLuhan,
teknologi media telah menciptakan revolusi di tengah masyarakat karena
masyarakat sudah sangat tergantung Kepada teknologi, dan tatanan masyarakat
terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat menggunakan teknologi.
Istilah
technological determinism menunjukan pemikiran McLuhan bahwa teknologi pengaruh
sangat besar dalam masyarakat atau dengan kata lain kehidupan manusia di
tentukan oleh teknologi. Menurut Mcluhan, teknologi komunikasi menjadi penyebab
utama perubahan budaya. Menurut setiap penemuan teknologi baru, mulai dari
penemuan huruf, penemuan mesin cetak, hingga media elektronik memengaruhi
institusi budaya masyarakat. Sebagaimana dikemukakan McLuhan: “We shape our
tools and they in turn shape us” (Kita membentuk perlatan kita dan mereka pada
gilirannya membentuk kita).
McLuhan
memandang penemuan teknologi sebagai hal yang sangat vital karena menjadi
kepanjangan atau eksistensi dari kekuatan pengetahuan (kognitif) dan persepsi
pikiran manusia. Ia menyebut “buku” sebagai kepanjangan dari mata. Roda atau
ban sebagai ekstensi dari kaki. Pakaian sebagai kepanjangan dari kulit.
Jaringan elektronik (khususnya komputer) sebagai ekstensi dari sistem syaraf
manusia. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa McLuhan menolak pengertian
atau definisi sempit drai media. Menurutnya, media bukanlah terbatas pada media
massa tetapi segala sarana, instrumen atau alat yang berfungsi memperkuat
organ, indra, dan fungsi yang terdapat pada tubuh manusia, tetapi juga
berfungsi sebagai filter yang mampu mengatur dan menafsirkan keberadaan manusi
secara sosial.
Mc Luhan dalam
mengemukakan gagasannya banyak dipengaruhi oleh pembimbing atau mentornya,
seorang ahli ekonomi pololitik, Harold Adam Innis yang mengajarkan bahwa media
adalah esensi peradaban dan bahwasanya sejarah diarahkan oleh media yang
mendominasi pada setiap zamannya. Bagi McLuhan dan Innis, media adalah
kepanjngan atau ekstensi dari pikiran manusia, dengan demikian media memegang
peran dominan dalam memengaruhi tahapan atau periodisasi sejarah.
SEJARAH MEDIA
McLuhan bersama Quentin Fiore
menyatakan bahwa media pada setiap zamannya menjadi esensi masyarakat. Mereka
mengemukakan adanya empat era atau zaman (epoch)
dalam sejarah media dan masing-masing era berhubungan dengan mode komunikasi
dominan pada era bersangkutan. McLuhan diletakan bahwa media berfungsi sebagai
panjangan indra manusia pada masing-masing era yaitu: kesukuan (tribal);
tulisan (literate); cetak (prin); dan elektronik.
Era
Kesukuan. selama era kesukuan (tribal) indra
pendengaran, penciuman, dan perasa merupakan indra yang lebih banyak digunakan
manusia terlebih yang pertama. Selam periode ini, kebudayaan sangat
berorientasi pada mengarang dan orang berkomunikasi lebih mengandalkan pada
telinga. Era Tulisan, pada era tulisan (literate era) orang menekankan pada
indra pengilhatan yang ditandai dengan diperkenalkannya huruf abzad (alfabet)
dan karenanya mata menjadi indra yang dominan dalam berkomuniasi. Menurut
McLuhan, orang yang bisa membaca berarti ia mengutamakan fungsi indra
penglihatan daripada, oleh pendengaran. Era Cetak. Penemuan mesin cetak
memberikan tanda munculnya era cetak (print era) dalam peradaban manusia dan
awal revolusi industri walaupun teknik cetak dapat juga dilalkukan tanpa
mengunakan mesin namun kehadiran mesin cetak memumingkan orang membuat salinan
(copy) dari tulisan, buku, pengumumamn, dan sebagainya dala jumlah besar. Era
Elektronika, mungkin tidak banyak orang menolak pandangan bahwa dewasa ini
adalah era elektronika. Kehidupan sebagian besar sanga tergantung pada
teknologi elektronik. Menurut McLuhan, era elektronika justru telah membawa
mansia kembali pada situasi era kesukaan yang lebih menekankan pada komunikasi
secara lisan (oral). Era elektronik memungkinkan berbagai komunitas berbeda
saling terhubung atau dapat berhubungan satu dengan lainnya yang kemudian
menjadi konsep dasar “desa global” (global village). Kehadiran teknologi
elektronik telah menghilangkan sekat atau dinding memisah diantara mansia.
mcLuhan menggambarkan teknologi sebagi berikut:
Telepon
: bercira tanpa dinding
Fotografi ; museum tanpa dindin
Cahaya : ruang tanpa dindng
Film, radio, dan televisi ; ruang
kelas tanpa dinding
Phonograph (alat pemutar lagu):
gedung pertunjukan musik tanpa dinding
MEDIA PANAS DAN
DINGIN
McLuhan
membagi media menjadi dua jenis, yaitu “media panas” (hot media) serta “media
dingin” (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian
besar dari pendengar, pembaca, atau penonton (audiensiensi) media bersangkutan.
Menurut McLuhan, media panas merupakan komunikasi definisi tinggi (high definition communication) yang
menyediakan data sensoris lengkap yang dapat diterima indra manusia dalam
menggunakan media ini audiensi tidak dituntut untuk menggunakan daya
imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang
dibutuhkan. Dengan demikian, partisipasi audiensi dalam media panas sangatlah
rendah karena makna dari informasi yang diterima audiensi sudah sangat lengkap
dan jelas. Film adalah salah satu media panas. Ketika seseorang menonton film
bioskop, misalnya, ia hanya menduduk, menonton film bahkan sambil makan atau
minum, tidak ada upaya keras untuk menerima dan memahami informasi dari media
tersebut.
MEDIA ADALAH
PESAN
Pemikiran McLuhan yang paling
terkenal sekaligus yang paling banyak menimbulkan perdebatan mengenai maknanya
adalah ungkapan yang menyebutkan bahwa “media adalah pesan” (the medium is the message). Melalui
ungkapan itu, McLuhan ingin menyatakan bahwa pesan yang disampaikan media
tidaklah lebih penting dari media atau saluran komunikasi yang digunakan pesan
untuk sampai kepada penerimaannya.
Menurut McLuhan, dalam menggunakan
media orang cenderung mementingkan isi pesannya saja dan orang sering kali tidak
menyadari bahwa yang menyampaikan pesan itu juga memengaruhi kehidupannya.
McLuhan tampaknya menggunakan
ungkapan media adalah pesan khususnya kepada media televisi. Peristiwa serangan
teroris di New York atau perang Teluk di Timur
Tngah membuat perhatian orang beralih ke televisi. Orang menunggu
perkembangan terbaru di depan televisi. Namun orang hanya memperhatikan pesan
yang disampaikan dan tidak menyadari pentingnya televisi sebagai media atau
saluran.
Pergeseran lain
munculnya dunia maya dan teknologi yang terkait dan komunikasi dengan media
komputer (computer-mediated communication) telah mencipakan bentuk realita
tambahan. Pergeseran ini mengacu pada apa yang saat ini dikenal dengan “media
baru”. Walaupun McLuhan dan pengajarnya mulai mengenali berbagai lingkungan
media dan pengaruh potensialnya, pergeseran terjadi dari media penyiaran ke
media interaktif dngan munculnya dunia maya membawa lingkungan media ke
prmukaan, dengan minat baru dalam teori media antara para peneliti komunikasi.
2.2 Teori Media Baru.
Pada tahun 1990,
mark poster meluncurkan buku besarnya, The
Second Media Age, yang menandai periode baru di mana teknologi interaktif
dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Gagasan
tentang era media kedua yang sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1980-an
hingga saat ini menandai perubahan yang penting dalam teori media. Bagi
seseorang, hal ini melonggarkan konsep “Media” dari komunikasi “massa” hingga
berbagai media yang berkisar dari jangkuan yang sangat luas hingga yang sangat
pribadi.
Produksi media
merespons terhadap perkembangan sosial dan budaya dan selanjutnya memengaruhi
perkembangan tersebut. Adanya jenis media tertentu seperti televisi memengaruhi
bagaimana kita berpikir tentang dan merespons pada dunia. Sementara media
bekerja dalam berbagai cara untuk segmen-segmen masyarakat yang berbeda,
audiens tidak semuanya terpengaruh, tetapi berinteraksi dalam cara yang khusus
dengan media.
Marshall McLuhan
mungkin paling terkenal dalam menarik perhatian kita pada pentingnya media.
Tesisnya telah menerima penerimaan secara luas. Media, terpisah dari apa pun
isi yang disampaikannya, pengaruh individu ataupun masyarakat. Gagasan ini
dalam berbagai bentuknya adalah apa yang kita sebut dengan “teori media”
televisi memengaruhi Anda terlepas dari apa yang Anda tonton. Dunia maya
memengaruhi masyarakat, terlepas dari situs yang orang kunjungi. Media pribadi
(misalnya ipod) mengubah masyarakat, terlepas dari pilihan lagu yang dibuat
oleh penggunanya.
Harold Adams
Innis mengajarkan bahwa media komunikasi adalah intisari peradaban dan bahwa
sejarah diarahkan oleh media yang menonjol pada masanya. Karena memudahkan
komunikasi dari satu generasi ke generasi lainnya dan tidak banyak berubah,
media yang mengikat waktu dibiaskan terhadap tradisi. Tesisi McLuhan adalah
bahwa manusia beradaptasi terhadap lingkungan melalui keseimbangan atau rasio
pemahaman tertentu, dan media utama dari masa tersebut menghadirkan rasio
pemahaman tertentu yang memengaruhi persepsi.
McLuhan
memandang setiap media sebagai sebuah perpanjangan pikiran manusia:
“Roda...adalah perpanjangan dari kaki. Buku adalah perpanjangan mata...Pakaian,
sebuah perpanjangan kulit....Sirkuit listrik, sebuah perpanjngan sistem syaraf
sentral. Media baru tidak seperti interaksi tatap muka, tetapi memberikan
bentuk interaksi baru yang membawa kita kembali pada hubungan pribadi dalam
cara yang tidak bisa dilakukan oleh media sebelumnya. Ada beberapa masalah
dalam membuat perbandingan ini, dan bebrapa orang yakin bahwa media yang baru
lebih “termediasi” daripada yang akan diyakini oleh para pendukungnya.
Media baru juga
mengandung kekuasaan dan batasan, kerugian dan keuntungan, dan kebimbangan.
Sebagai contoh, media baru mungkin memberikan penggunaan yang terbuka dan
fleksibel, tetapi dapat juga menyebabkan terjadinya kebingungan dankekacauan.
Media yang baru memang pilihan yang sangat luas, tetapipilihan tidak selalu
tepat ketika kita membutuhkan panduan dan susunan. Perbedaan adalah salah satu
nilai besar dalam media baru, tetapi perbedaan juga dapat menyebabkan adanya
perpecahan dan pemisahan.
Media baru mungkin
memberi keluwesan aktu dalam penggunaan, tetapi juga menciptakan tuntutan waktu
yang baru. Teori ketergantungan di dalam tradisi Sosiopsikologis memperkirakan
bahwa Anda bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu
dan mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi, Anda tidak bergantung pada semua
media. Ada dua faktor yang menentukan akan seberapa bergantungnya And pada
media menurut Ball-Rokeach dan DeFleur. Pertama, Anda akan menjadi lebih
bergantung pda media yang memnuhi beberapa kebutuhan Anda daripada media yang
hanya sedikit memuaskan saja.
Media bisa
menjalankan beberapa fungsi, seperti memantau aktivitas pemerintah, melaporkan
berita, dan memberikan hiburan. Untuk kelompok manapun, beberapa fungsi ini
lebih penting dari yang lain, dan ketergantungan Anda pada informasi yang lebih
penting bagi Anda. Kedua, sumber ketergantungan adaah stabilitas sosial. Ketika
perubahan sosial dan konflik meningkat, institusi, keyakinan, dan kegiatan,
yang sudah terbentuk mulai ditentang, mendorong adanya penilaian ulang dan
mungkin pilihan-pilihan baru yang terkait dengan konsumsi media. Pada saat-saat
tersebut ketergantungan Anda akan informasi pada media akan meningkat.
Sebaliknya, semakin stabil keadaannya, ketergantungan Anda pada media akan menurun.
Semakin banyak alternatif yang dimilki individu tersebut tidak akan selalu
bergantung pada media apa pun. Namun, jumlah alternatif fungsional bukan hanya
pilihan individu atau karena sifat-sifat psikologis, tetapi juga dibatasi oleh
faktor-faktor seperti ketersediaan media tertentu. Pada saat ini, misalnya,
tidak terlalu banyak orang yang menggunakan telepon dunia maya karena teknologi
baru ini tidak banyak tersedia.
Di masa depan,
hal itu dapat berubah karena ketersediaan media yang juga meningkat. Kemudian
opini masyarakat dan spiral ketenangan menjelaskan penelitian media telah
mencakup pendekatan sibernetika secara umum. Salah satu gagasan paling
berpengaruh dalam teori media adalah bahwa media memengaruhi pemimpin opini,
yang selanjutnya menyebarkan informasi dan pengaruh melalui jaringan komunikasi
interpersonal, yang menghasilkan adopsi gagasan dalam masyarakat, yang
selanjutnya memengaruhi media. Dengan kata lain, ada sebuah lingkaran
sibernetika yang besar yang mencakup media, pemimpin opini, dan jaringan
interpersonal.
Dalam Online Journal Komunikasi dan
Media Teknologi tentang Emerging Cyber Media: Awal dari Media Baru
dan akhir Old Media karya Aborisade
Philip Olubunmi, AfeBabalola University, Ado-Ekiti, Nigeria, Mindy
McAdams (1993, 1995) mendefinisikan Cyber Media adalah "jumlah besar informasi
elektronik disimpan dalam bentuk tambahan, dengan kenaikan mampu digabungkan mudah
oleh setiap pengguna ke urutan dan set yang sesuai kebutuhannya, tanpa batas terkait
dengan materi pelajaran, penulis asli, atau konvensi cetak-kemasan. Ini
meliputi apa yang sering disebut sebagai "dunia maya", tetapi juga
melampaui.
Pengguna dari World Wide Web dapat
dengan mudah membayangkan bahwa Web dapat tumbuh menjadi tepat ini CyberMedia jika
bentuk yang kita gunakan untuk menyampaikan informasi berevolusi untuk
mengambil keuntungan dari apa teknologi yang memungkinkan sekarang.
Kata Cyber Media juga dapat
digunakan "untuk menunjukkan integrasi media baru dari Norbert Teori
Wiener sibernetika dan gagasan Marshall McLuhan tentang media. Menurut Wiener,
"cybernetics mencakup berbagai komunikasi antara manusia, antara manusia
dan mesin, dan antara mesin sendiri. Cyber Media karena itu dimulai
dengan Wiener (1954), yang mengatakan, "Untuk hidup secara efektif adalah
untuk hidup dengan memadai informasi".
Menurut Aborisade (2012) "New
Media adalah bentuk komunikasi interaktif melibatkan penggunaan teknologi dan
media modalitas dalam teknologi digital seperti internet, podcast, RSS feed,
jaringan sosial, pesan teks, blog, wiki, dunia maya dan lain-lain. New Media
memungkinkan untuk membuat, memodifikasi, dan berbagi isi, menggunakan relatif
sederhana alat yang sering gratis atau murah. New Media membutuhkan
komputer atau perangkat seluler dengan Akses internet".
Yang baru di media baru adalah, CONNECT: Ini
menghubungkan orang dengan informasi dan layanan. Dengan media baru, itu
adalah mungkin bagi orang untuk berbagi informasi dengan menggunakan alat-alat
media baru. Layanan yang disediakan oleh organisasi dan individu yang
berbeda juga dapat dibagi-dengan alat-alat media baru juga. Berkolaborasi: Dengan
media baru, orang-orang dapat berkolaborasi dengan satu sama lain di berbagai masalah. Orang
dalam satu organisasi dapat berkolaborasi dan bekerja sama sebagai sebuah tim
menggunakan baru alat media. Orang-orang dari organisasi atau komunitas
yang berbeda juga dapat bekerja sama menggunakan alat media baru. Buat: Lebih
penting lagi, alat-alat media baru membantu untuk menciptakan konten baru,
layanan, masyarakat, dan saluran komunikasi yang membantu penyampaian informasi
dan layanan yang tidak akan mungkin terjadi tanpa media baru (Aborisade, 2012).
BAB III
DISKUSI DAN HASIL
3.1 Diskusi
Dapat kita lihat bersama bahwa
kalimat-kalimat yang dituliskan netizen menimbulkan
beragam pendapat. Ada yang bilang begitu unik, mengundang tawa, bahkan
menyakitkan mata karena ketikan mereka di Facebook. Hal ini membuktikan
pengaruh teknologi berdampak pada perilaku seseorang. Kemajuan teknologi yang
begitu cepat mempengaruhi tindakan seseorang dalam bertindak. Persepsi yang
terbentuk dari para pengguna facebook juga karena apa yang mereka lihat di
media tersebut. Dikatakan bahwa teknologi mempengaruhi dan merubah budaya
ketika penggunaan kata-kata seperti pada gambar menjadi hal biasa bagi mereka
yang menggunakannya. Adanya teknologi juga memunculkan gaya-gaya baru dalam
berkomunikasi. Seperti penggabungan huruf dan angka. Pemakaian tanda baca yang
berlebihan. Penggabungan kalimat dengan emoticon. Dan sebagainya yang disebut
dengan netspeak dan netlingo.
Kita bisa lihat kemiripan tulisan
yang ditunjukkan para netizen. Itu membuktikan bahwa network (jaringan)
menghubungkan individu-individu dalam tujuan yang sama. Adanya komentar dan
bagian untuk menyukai status juga merupakan cara para individu menunjukkan
keberadaannya dalam media sosial Facebook.
Itu semua tidak terlepas dari
Interface yg menghubungkan perangkat lunak dengan pengguna dan komputer. Di
zaman sekarang untuk mengakses media sosial facebook mungkin sudah mulai
berkembang. Mulai berkurang orang-orang yang menggunakan komputer di warnet
misalnya. Sekarang teknologi smartphone dengan vitur-vitur yang canggih sudah
mendukung kebutuhan individu untuk mengakses facebook. Akan tetapi, setiap orang tetap butuh
jaringan yang dapat menghubungkan pengguna dengan media sosial. Misalnya data
internet dan koneksi wifi. Tanpa itu, walaupun ada handphone atau perangkat
teknologi lainnya tidak akan bisa mengakses media sosial seperti misalnya
Facebook. Lagi-lagi pengaruh teknologi sangat besar dalam mempengaruhi
pemikiran manusia seperti yang dikatakan Marshall McLuhan.
3.2
Hasil
Berdasarkan
diskusi yang telah kami bahas tersebut, hasilnya adalah Media Sosial Facebook
salah satu produk dari Media Siber yang terdapat berbagai keunikan di dalamnya.
Aktivitas terdapat di dalmnya, bentuk komunikasinya, dan pesan orang-orang di
sana yang dikemas dalam bentuk status-status facebook.
Sebelum bisa
masuk ke dalam ranah media sosial facebook, dibutuhkan koneksi internet dan perangkat
yang memadai agar dapat mengakses internet sebagai hasil perkembangan dan
kemajuan teknologi. Jika semua itu telah dimiliki, maka barulah kita bisa
berpartisipasi dalam media sosial.
Bentuk-bentuk
komunikasi di dalam media sosial Facebook dapat kita sebut sebagai Netspeak dan
Netlingo. Ada yang berdampak negatif ada juga yang positif. Yang kami tampilkan
di makalah ini adalah yang keluar dari kaidah penulisan Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Ini merupakan budaya yang terbentuk dari pengaruh teknologi itu
sendiri. Yang dapat kami temui di dunia maya yaitu Facebook.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan
seluruh isi makalah yang telah kami sampaikan, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1.
Dalam media sosial
khusunya facebook banyak ditemukan interaksi komunikai dengan menggunakan
bahasa netspeak dan netlingo, yang mayoritas dilakukan oleh anak-anak sekolah
dasar (SD). Tetapi tidak sedikit juga kalangan masyarakat lain yang menggunakan
penulisan teks ini untuk berkomunikasi di dalam facebook.
2. Pengaruh
teknologi atau technological determism menjadi penyebab terjadinya perubahan
budaya, seperti penulisan status di facebook yang di share kepada khalayak
tidak memikirkan efek dari apa yang ditulis.
3. Pengaruh
komunikasi media siber terhadap pengguna facebook dapat membuat seseorang
menjadi lebih terfokus kepada dunia maya dan berkurangnya sosialisasi di dunia
nyata.
4.2
Saran
Kami sebagai penulis menyarankan,
sebaiknya para orang tua harus lebih mengawasi dan memantau apa saja kegitan yang dilakukan
terhadap anaknya khususnya di media sosial karena dapat menimbulkan efek
negatif. Ibarat seperti bumerang, jika kita menyalahgunakan media tersebut maka
akan diperalat oleh media sosial yang digunakan. Untuk kalangan diatas
anak-anak sekolah dasar, maka dibutuhkan kesadaran diri terhadap penggunaan
facebook tersebut. Tidak mengikuti arus yang ada di dalam facebook, dan tatap
mengikuti kaidah penulisan demi menjaga persepsi yang tercipta diantara
pengguna facebook lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Littlejohn, Stephen W.,
2009, Teori Komunikasi, Salemba Humanika
2.
Morissan, 2014, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa,
Kencana Prenada
3.
Nasrullah, Rulli, 2014,
Teori dan Riset Media Siber, Kencana
Prenada
Komentar
Posting Komentar