Harry Potter adalah seri tujuh novel fantasi yang
dikarang oleh penulis Inggris J. K. Rowling.
Novel ini mengisahkan tentang petualangan seorang penyihir remaja
bernama Harry Potter dan sahabatnya, Ronald
Weasley dan Hermione
Granger, yang merupakan pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts. Inti cerita dalam
novel-novel ini berpusat pada upaya Harry untuk mengalahkan penyihir hitam
jahat bernama Lord Voldemort, yang berambisi untuk menjadi
makhluk abadi, menaklukkan dunia sihir, menguasai orang-orang nonpenyihir, dan
membinasakan siapapun yang menghalangi jalannya, terutama Harry Potter.
Sejak dirilisnya novel pertama, Harry Potter and the Philosopher's
Stone (di Indonesia diterbitkan dengan judul Harry
Potter dan Batu Bertuah) pada tanggal 30 Juni 1997, seri ini telah
mendapatkan popularitas besar, berbagai pujian kritis, dan kesuksesan komersial
di seluruh dunia.[1] Beberapa
kritikus juga melontarkan kritikan negatif, terutama karena temanya yang gelap.
Pada Juli 2013, seri ini telah terjual sekitar 450 juta kopi di seluruh dunia,
menjadikannya sebagai novel seri paling laris sepanjang masa, dan telah
diterjemahkan ke dalam 73 bahasa.[2][3] Empat
novel terakhir secara berturut-turut mencetak rekor sebagai buku dengan
penjualan tercepat dalam sejarah.
Dengan memuat banyak genre, termasuk fantasi dan
bildungsroman (dengan unsur misteri, cerita seru,
petualangan, dan roman), seri ini telah melahirkan banyak makna dan referensi
budaya.[4][5][6][7] Menurut
Rowling, tema utama dalam seri ini adalah kematian.[8] Terdapat
juga tema lainnya, seperti prasangka dan korupsi.[9]
Penerbit awal novel-novel Harry Potter adalah
Bloomsbury di Britania Raya dan Scholastic Press di Amerika
Serikat. Di samping itu, seri ini telah diterbitkan oleh berbagai
penerbit di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Keseluruhan novel,
dengan novel ketujuh dibagi menjadi dua bagian, telah diadaptasi menjadi
delapan seri film oleh Warner Bros.
Pictures, dan menjadi film seri paling sukses sepanjang
masa. Seri Harry Potter juga telah menghasilkan
berbagai merek dagang yang berhubungan dengan cerita, menjadikan merek Harry
Potter bernilai lebih dari $15 milyar.[10] Selain
itu, terkait dengan kesuksesan novel dan film-filmnya, Rowling telah menjadi
penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan.[11] Harry
Potter juga dijadikan sebagai tema taman hiburan seperti The Wizarding
World of Harry Potter di Islands of Adventure, Universal Parks & Resorts.
Set lengkap ketujuh
novel Harry Potter.
Novel ini mengisahkan tentang Harry Potter, seorang anak laki-laki yatim piatu yang
pada usia sebelas tahun mengetahui bahwa ia adalah seorang penyihir,
hidup dalam dunia biasa nonsihir, atau Muggle.[12] Kemampuan
sihirnya adalah bawaan dan ia diundang untuk menghadiri sekolah yang
mengajarkan tentang keterampilan dan pengetahuan sihir.[13] Harry
kemudian menjadi pelajar di Sekolah Sihir Hogwarts, dan di sana
sebagian besar kisah novel berlangsung. Di Hogwarts, Harry melalui masa-masa
remajanya, ia belajar untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya: sihir,
sosial dan emosional, termasuk permasalahan remaja biasa seperti cinta,
persahabatan, dan ujian sekolah, serta ujian terbesar untuk mempersiapkannya
dalam menghadapi konfrontasi yang ada di depannya.[14]
Setiap novel mengisahkan tentang satu tahun
kehidupan Harry,[15] dengan
peristiwa novel yang berlangsung antara tahun 1991-1998.[16]Kisah
novel ini juga mengandung banyak kilas balik, yang sering
dialami oleh Harry saat melihat kenangan karakter lain melalui benda sihir yang
disebut Pensieve.
Lingkungan pengisahan yang dibuat oleh Rowling
benar-benar terpisah dari realitas, namun masih terkait erat satu sama lainnya.
Jikatanah fantasi Narnia adalah dunia alternatif dan Dunia Tengah Lord of the
Rings adalah dunia magis, maka dunia sihir Harry
Pottersecara paralel ada di dalam dunia nyata yang mengandung versi magis
dari unsur-unsur biasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Harry Potter,
banyak institusi dan lokasi yang dikenali, misalnya London.[17] Dunia Harry
Potter terdiri dari sekumpulan jalan-jalan tersembunyi yang diabaikan
manusia biasa, tempat minum kuno, puri di wilayah sepi, dan kastil terpencil
yang tidak terlihat oleh populasi Muggle.[13]
Tahun-tahun awal
Model kastil Hogwarts,
tempat Harry mempelajari pendidikan sihir dan menjadi latar tempat hampir di
keseluruhan cerita novel.
Dalam bab pertama di novel pertama, Harry Potter dan Batu Bertuah,
dikisahkan bahwa peristiwa yang luar biasa telah terjadi di dunia sihir, suatu
peristiwa yang sangat luar biasa, bahkan para Muggle melihat
tanda-tandanya. Latar belakang mengenai peristiwa luar biasa ini dan sosok
Harry Potter diungkapkan secara bertahap sepanjang seri. Setelah bab
pendahuluan, kisah novel melompat bertahun-tahun kemudian, saat sebelum ulang
tahun kesebelas Harry Potter, dan pada titik ini, latar belakang Harry Potter
mulai terungkap.
Kontak pertama Harry dengan dunia sihir adalah
melalui seorang manusia setengah raksasa bernama Rubeus Hagrid,
penjaga dan juru kunci di Hogwarts. Hagrid mengungkapkan tentang sejarah masa lalu
Harry.[18] Melalui
cerita Hagrid, Harry mengetahui bahwa saat ia bayi, ia menyaksikan pembunuhan
orangtuanya oleh seorang penyihir hitam jahat bernama Lord
Voldemort, yang kemudian juga berupaya untuk membunuhnya.[18] Untuk
alasan yang tidak diketahui, mantra yang dilontarkan oleh Voldemort untuk
membunuh Harry berbalik kepadanya. Harry selamat dengan menyisakan bekas luka
berbentuk sambaran petir di dahinya sebagai bukti atas serangan tersebut, dan
Voldemort menghilang. Setelah selamat dari serangan Voldemort, Harry menjadi
seorang legenda hidup dalam dunia sihir. Namun, atas perintah dari seorang penyihir
terhormat dan terkenal bernama Albus
Dumbledore, Harry yang yatim piatu dititipkan pada kerabat Muggle nya
yang tidak menyenangkan, keluarga Dursley. Keluarga Dursley
bersedia untuk merawat Harry, namun memutuskan untuk merahasiakan hal-hal magis
darinya dengan harapan bahwa Harry akan tumbuh "normal".
Dengan bantuan Hagrid, Harry bersiap untuk
menjalani tahun pertamanya di Hogwarts. Harry pun mulai menjelajahi dunia
sihir, pembaca akan diperkenalkan pada berbagai lokasi utama yang digunakan di
sepanjang seri. Harry bertemu dengan sebagian besar karakter utama dalam seri, termasuk
dua tokoh yang kelak akan menjadi sahabat baiknya: Ron Weasley,
seorang penyihir yang berasal dari keluarga penyihir murni, kuno, namun miskin,
dan Hermione Granger, seorang penyihir cerdas yang
berasal dari keluarga nonpenyihir atau Muggle.[18][19] Di
Hogwarts, Harry juga bertemu dengan guru ramuan Severus Snape,
yang menunjukkan kebencian dan ketidaksukaannya pada Harry. Plot buku pertama
diakhiri dengan konfrontasi antara Harry dan Lord Voldemort untuk kedua
kalinya;
Voldemort berupaya untuk memperoleh kembali
keabadian dengan cara mendapatkan kekuatan dari Batu Bertuah,
zat yang memberikannya kehidupan yang kekal, dan Harry beserta teman-temannya
berusaha untuk menggagalkannya. Seri dilanjutkan dengan Harry Potter dan Kamar Rahasia,
yang mengisahkan tentang tahun kedua Harry di Hogwarts. Harry dan
teman-temannya menyelidiki misteri 50 tahun yang lalu terkait dengan peristiwa
mencekam yang kembali terjadi di sekolah. Adik perempuan Ron, Ginny Weasley,
menjalani tahun pertamanya di Hogwarts, dan menemukan sebuah buku harian yang
ternyata merupakan buku harian milik Voldemort saat ia masih bersekolah di
Hogwarts. Ginny dikuasai oleh Voldemort melalui buku hariannya dan menuntunnya
untuk membuka jalan ke "Kamar Rahasia", melepaskan monster kuno yang
menyerang para siswa di Hogwarts. Novel ini menggali tentang sejarah Hogwarts
dan legenda seputar Kamar Rahasia. Untuk pertama kalinya, Harry mengetahui
bahwa prasangka rasial mengenai "darah murni" dan "darah
kotor" juga ada dalam dunia sihir, dan bahwa saat Voldemort berkuasa,
penyihir keturunan Muggle atau "berdarah campuran" sering dijadikan
sasaran teror. Harry juga mengetahui bahwa ia bisa berbicaraParseltongue (bahasa
ular), pemilik kemampuan tersebut sangat jarang dan sering dikaitkan
dengan Ilmu Hitam. Novel ini
berakhir setelah Harry menyelamatkan kehidupan Ginny dengan membunuh Basilisk dan
menghancurkan buku harian tersihir yang menjadi sumber masalah.
Novel ketiga, Harry Potter dan Tawanan Azkaban,
mengisahkan tentang tahun ketiga Harry di Hogwarts. Ini adalah satu-satunya
novel Harry Potter yang tidak menampilkan Voldemort dalam
ceritanya. Sebaliknya, Harry mengetahui bahwa ia menjadi target Sirius Black,
seorang pembunuh yang melarikan diri dari penjara sihir, dan diyakini ikut
terlibat dalam kematian orangtua Harry. Setelah Harry dilemahkan oleh dementor –
makhluk sihir hitam yang memiliki kekuatan untuk melahap jiwa manusia –
yang ditempatkan di Hogwarts untuk melindungi sekolah, Harry bertemu
dengan Remus Lupin, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang
kemudian terungkap bahwa ia merupakan manusia
serigala. Lupin mengajarkan Harry langkah-langkah pertahanan tingkat
atas terhadap sihir hitam, terutama dementor, yang umumnya belum dipelajari
oleh siswa seusianya. Harry kemudian mengetahui bahwa Lupin dan Black dahulunya
adalah sahabat ayahnya, dan Black dijebak oleh teman mereka yang lainnya, Peter
Pettigrew.[20] Dalam
novel ini, terungkap bahwa tidak satupun guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam
yang bertahan lebih dari satu tahun ajaran, dan hal ini selanjutnya berulang
dalam novel-novel berikutnya.
Kembalinya Voldemort
"The Elephant
House" – kafe diEdinburgh tempat
Rowling menulis bab-bab pertama Harry Potter.
Selama tahun keempat Harry di Hogwarts
(dikisahkan dalam Harry Potter dan Piala Api), Harry
secara tidak terduga terpilih sebagai peserta Turnamen Triwizard; kontes sihir
berbahaya di mana Harry harus bersaing melawan penyihir-penyihir
"jagoan" dari sekolah-sekolah sihir lainnya, dan juga siswa dari
Hogwarts sendiri.[21] Selama
turnamen, Harry dipandu oleh Profesor Alastor
"Mad-Eye" Moody, yang kemudian diketahui adalah seorang
penipu –salah satu pendukung Voldemort bernama Barty Crouch, Jr yang
menyamar. Pada titik ini, terjadi pergeseran pengisahan dari yang sebelumnya
hanya berupa firasat, dugaan, dan ketidakpastian, menjadi suatu konflik
terbuka. Rencana Voldemort dengan menyusupkan Crouch ke dalam turnamen untuk
membawa Harry padanya berhasil. Meskipun pada akhirnya Harry berhasil lolos
dari Voldemort, Cedric Diggory, wakil Hogwarts lainnya dalam
Turnamen Triwizard, terbunuh, dan Voldemort kembali memasuki dunia sihir dengan
fisik utuh.
Dalam buku kelima, Harry Potter dan Orde Phoenix, Harry
kembali berhadapan dengan Voldemort yang baru bangkit. Dalam menanggapi
kemunculan Voldemort, Dumbledore kembali mengaktifkan Orde Phoenix,
yaitu perkumpulan rahasia yang bergiat dari rumah keluargaSirius Black yang
bertujuan untuk menghadapi pelahap maut Voldemort dan melindungi siapapun yang
menjadi target Voldemort, terutama Harry. Meskipun Harry dan Dumbledore telah
menjelaskan tentang kembalinya Voldemort, Kementerian
Sihir dan kebanyakan masyarakat sihir lainnya menolak
mempercayai bahwa Voldemort telah kembali.[22] Dalam
upaya untuk melawan dan mendiskreditkan Dumbledore, Kementerian menunjuk Dolores
Umbridge sebagai Inkuisitor Agung Hogwarts. Umbridge lalu
mengubah Hogwarts menjadi rezim diktator dan melarang siswa mempelajari
cara-cara untuk mempertahankan diri dalam melawan sihir hitam.[22]
Harry kemudian membentuk "Laskar
Dumbledore", sebuah kelompok belajar rahasia di mana Harry
bertugas untuk mengajari teman-temannya keterampilan sihir Pertahanan terhadap
Ilmu Hitam tingkat tinggi yang telah ia pelajari. Harry mengetahui bahwa
ada ramalan penting
mengenai dirinya dan Voldemort, dan ramalan inilah yang telah memicu Voldemort
untuk membunuh orang tua Harry.[23] Harry
juga mengetahui bahwa ia dan Voldemort memiliki koneksi yang tidak diinginkan,
dan menyakitkan setiap kali koneksi itu muncul, yang membuat Harry bisa
menyaksikan tindakan Voldemort secara telepati. Dalam klimaks novel ini, Harry
dan teman-temannya bertempur secara langsung menghadapi Pelahap Maut.
Meskipun kedatangan tepat waktu para anggota Orde Phoenix menyelamatkan nyawa
Harry dan teman-temannya, Sirius Black terbunuh dalam pertarungan ini.[22]
Dalam buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah
Campuran, Voldemort mulai melancarkan perang terbuka. Di
Hogwarts, Harry dan teman-temannya yang beranjak remaja secara relatif
terlindungi dari bahaya. Mereka terlibat dalam berbagai permasalahan remaja,
dan Harry akhirnya mulai berkencan dengan Ginny Weasley.
Di awal-awal cerita, Harry menemukan buku ramuan tua yang penuh dengan coretan
dan instruksi-instruksi tidak resmi dari sang pemilik buku yang misterius; si
"Pangeran Berdarah Campuran". Buku ini dengan cepat menjadi sumber
kesuksesan Harry dalam kelas ramuan, namun karena berbagai mantra ilegal yang
tertulis di dalamnya, buku ini juga menjadi sumber kekhawatiran, terutama dari
Hermione. Pada tahun ini, Harry juga mengikuti pelajaran privat dengan
Dumbledore, yang menunjukkan pada Harry berbagai kenangan tentang kehidupan
awal Voldemort. Selama pelajaran privatnya, terungkap bahwa untuk
mempertahankan hidupnya, Voldemort telah membagi jiwanya menjadi
potongan-potongan, menciptakan serangkaian horcrux,
benda dengan kekuatan jahat yang tersembunyi di berbagai lokasi, dan salah
satunya adalah buku harian yang dihancurkan Harry dalam buku kedua.[24] Musuh
Harry yang arogan, Draco Malfoy, berusaha untuk membunuh
Dumbledore di sepanjang novel. Upaya Malfoy ini memuncak dengan terbunuhnya
Dumbledore oleh Profesor Snape; si "Pangeran Berdarah Campuran" yang
sebenarnya.
Novel terakhir dalam seri, Harry Potter dan Relikui Kematian,
dimulai langsung setelah peristiwa dalam buku keenam. Voldemort sukses
menguasai dan mengontrol Kementerian Sihir. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan
untuk tidak kembali ke Hogwarts dan memulai upaya mereka untuk menemukan dan
menghancurkan horcrux Voldemort yang tersisa. Untuk memastikan
keselamatan mereka sendiri serta keluarga dan teman-teman mereka, ketiganya
terpaksa mengisolasi diri mereka di lokasi-lokasi yang tidak terlacak. Dalam
petualangan mereka mencari horcrux, mereka bertiga mengetahui detil tentang
masa lalu Dumbledore, tentang benda lainnya yang disebut hallow yang
bisa digunakan untuk menangkal horcrux, serta motif Snape yang
sebenarnya – ia bekerja untuk Dumbledore sejak pembunuhan ibu Harry.
Buku ketujuh ini memuncak dalam Pertempuran
Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione beserta anggota Orde Phoenix,
para guru, dan siswa Hogwarts, bertempur untuk mempertahankan Hogwarts dari
Voldemort, Pelahap Mautnya, dan berbagai makhluk gaib. Beberapa karakter utama
tewas dalam pertempuran gelombang pertama. Setelah mengetahui bahwa ia sendiri
adalah horcrux, Harry menyerahkan dirinya kepada Voldemort, yang melontarkan
kutukan maut padanya. Namun, para pejuang Hogwarts tidak menyerah. Meskipun
mereka meyakini bahwa Harry telah tewas, mereka terus berjuang. Harry, yang
sebenarnya berhasil kembali dari situasi antara hidup dan kematian dan kemudian
berpura-pura mati, akhirnya menghadapi Voldemort, yang semua horcruxnya telah
hancur. Dalam pertempuran berikutnya, Voldemort terbunuh oleh kutukannya
sendiri yang berbalik. Di akhir novel, terdapat sebuah epilog yang menceritakan
tentang kehidupan para karakter yang bertahan hidup dan keberlangsungan dunia
sihir.
Sampul-sampul novel Harry
Potter edisi Amerika Serikat.
J. K. Rowling,
pencipta Harry Potter.
Pada tahun 1990, Rowling berada di kereta yang penuh sesak dari Manchester ke London ketika
ide mengenai Harry tiba-tiba "jatuh ke kepalanya". Rowling memberikan
penjelasan tentang pengalamannya di situs webnya:[47]
“
|
Saya telah menulis hampir tanpa jeda sejak umur enam
tahun tapi sebelumnya saya tidak pernah merasa begitu bergairah akan suatu
gagasan. Saya hanya duduk dan berpikir, selama empat jam (menunggu
keterlambatan kereta api), dan semua detil bermunculan di otak saya, dan anak
laki-laki kurus berambut hitam dan berkaca mata yang tidak menyadari bahwa ia
adalah seorang penyihir semakin lama semakin nyata bagi saya.
|
”
|
Rowling menyelesaikan Harry Potter dan Batu Bertuah pada
tahun 1995 dan naskah novel itu dikirimnya pada beberapa agen
penerbitan.[48] Agen
kedua yang dikiriminya naskah, Christopher Little, menawarkan untuk mewakilinya
mengirimkan naskah tersebut pada penerbitBloomsbury.
Setelah ditolak oleh delapan penerbit, Bloomsbury akhirnya menawari Rowling
uang muka sebesar £2.500 untuk menerbitkan novel tersebut.[49][50] Meskipun
Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai usia pembacanya
ketika ia mulai menulis buku-buku Harry Potter, penerbit pada
awalnya menetapkan target pembacanya adalah anak-anak yang berusia antara
sembilan hingga sebelas tahun.[51] Pada
malam sebelum penerbitan, Rowling diminta oleh penerbitnya untuk
menggunakan nama pena yang lebih netral-gender,
supaya dapat menarik anak laki-laki dalam jangkauan umur tersebut, karena
mereka khawatir bahwa anak laki-laki tidak akan tertarik membaca novel yang
mereka ketahui ditulis oleh seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama
J. K. Rowling (Joanne Kathleen Rowling), menggunakan nama neneknya sebagai nama
keduanya karena ia tidak memiliki nama tengah.[50][52]
Harry Potter and the Philosopher's Stone diterbitkan oleh Bloomsbury, penerbit semua
buku-buku Harry Potter di Britania Raya,
pada tanggal 30 Juni 1997.[53] Novel
ini diterbitkan di Amerika Serikat pada 1 September 1998
oleh Scholastic, yang menerbitkannya dengan
judul Harry Potter and the Sorcerer's Stone,[54] setelah
sebelumnya Rowling menerima bayaran sebesar US$105.000 untuk hak penerbitan di
Amerika Serikat – harga yang sangat luar biasa bagi sebuah buku anak-anak
yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal pada saat itu.[55] Khawatir
bahwa para pembaca di Amerika tidak akan mengerti kata "philosoper"
atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (meskipun "Philosoper's
Stone" atau batu filsuf terkait dengan alkimia),
Scholastic bersikeras untuk mengganti judul novel tersebut menjadi Harry
Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika.
Buku kedua, Harry Potter dan Kamar Rahasia,
awalnya diterbitkan di Britania Raya pada tanggal 2 Juli 1998 dan di AS pada 2
Juni 1999. Harry Potter dan Tawanan Azkabankemudian
diterbitkan setahun kemudian di Britania Raya pada 8 Juli 1999, dan di Amerika
Serikat pada 8 September 1999.[56] Harry Potter dan Piala Api diterbitkan
pada 8 Juli 2000 di waktu yang bersamaan oleh Bloomsbury dan Scholastic.[57] Harry Potter dan Orde Phoenix adalah
buku terpanjang dalam seri, dengan tebal 766 halaman dalam versi Inggris dan
870 halaman dalam versi Amerika Serikat.[58] Orde
Phoenix diterbitkan secara serentak di negara-negara yang berbahasa
Inggris pada tanggal 21 Juni 2003.[59] Dua
tahun kemudian, Harry Potter dan Pangeran Berdarah
Campuran diterbitkan pada 16 Juli 2005, dan terjual
sebanyak 9 juta eksemplar dalam waktu 24 jam setelah perilisannya di seluruh
dunia.[60][61] Buku
ketujuh sekaligus yang terakhir, Harry Potter dan Relikui Kematian,
diterbitkan pada 21 Juli 2007.[62] Buku
ini terjual sebanyak 11 juta eksemplar dalam 24 jam pertama setelah
perilisannya, dengan rincian 2,7 juta eksemplar di Britania Raya dan 8,3 juta
eksemplar di Amerika Serikat.
Antrian pembaca yang akan membeli buku terakhir Harry Potter di
toko buku Moskva, Moskow.
Pada bulan Desember 2005, Rowling menyatakan
dalam situs web-nya: "2006 akan menjadi tahun ketika saya menulis buku
terakhir dalam seri Harry Potter."[71] Perkembangannya
kemudian diumumkan dalam buku harian online-nya,
yang mengabarkan kemajuannya dalam menulis Harry Potter dan Relikui Kematian,
dengan tanggal perilisan 21 Juli 2007. Buku terakhir ini selesai pada tanggal
11 Januari 2007 di Hotel Balmoral, Edinburgh.
Rowling menuliskan pesan di bagian belakang patung Hermes,
yang berbunyi: "J. K. Rowling selesai menulis Harry Potter dan
Relikui Kematian di kamar ini (552) pada tanggal 11 Januari
2007."
Rowling sendiri telah menyatakan bahwa bab
terakhir dari buku terakhir (epilog) selesai "kira-kira tahun 1990".[73][74] Pada
bulan Juni 2006, Rowling, dalam sebuah acara talk show Inggris, Richard & Judy,
mengumumkan bahwa beberapa bab telah dimodifikasi karena salah satu karakter
"mendapat penangguhan hukuman" dan dua karakter lainnya yang
sebelumnya selamat harus tewas. Pada 28 Maret 2007, gambar sampul novel
terakhir untuk edisi dewasa dan anak-anak penerbit Bloomsbury serta Scholastic
dirilis.
Stasiun
kereta London King's Cross menaruh tanda peron fiktif dari
cerita buku karena besarnya popularitasHarry Potter.
Penggemar seri Harry Potter yang
sangat bersemangat dan tidak sabar menunggu seri terbaru keluar di toko-toko
buku di seluruh dunia mulai mengadakan acara-acara yang bertepatan dengan
peluncuran tengah malam buku terbaru, yang dimulai saat peluncuran Harry
Potter dan Piala Api pada tahun 2000. Acara-acara yang diselenggarakan
antara lain parade kostum, permainan, lukisan wajah, dan acara hiburan langsung
lainnya. Ini turut memberikan kontribusi terhadap tingginya popularitas
penggemar Potter dan sukses menarik penggemar untuk membeli buku; hampir
sembilan juta dari 10,8 juta eksemplar cetakan pertama Harry Potter dan Pangeran Berdarah
Campuran terjual dalam 24 jam setelah peluncurannya.[77][78] Novel
terakhir, Harry Potter dan Relikui Kematian, menjadi buku dengan
penjualan tercepat dalam sejarah, terjual sekitar 11 juta eksemplar dalam 24
jam pertama peluncurannya.[79] Seri Harry
Potter juga sukses mengumpulkan penggemar dewasa, yang menyebabkan
setiap novel Harry Potter diterbitkan dalam dua versi, dengan
teks yang sama, namun sampul berbeda, yaitu versi dewasa dan versi anak-anak.[80] Selain
mengadakan pertemuan online melalui situs penggemar, blog, dan podcast,
penggemar-penggemar setia Harry Potter juga bisa bertemu
dalam simposium Harry
Potter. Kata Muggle telah menyebar keluar dunia Harry
Potter, menjadi salah satu katabudaya
populer yang tercantum dalam Oxford English Dictionary.[81] Fandom
Harry Potter juga mengadakan podcast secara reguler, biasanya setiap minggu,
dengan diskusi-diskusi terbaru dalam fandom. MuggleCast dan PotterCast[82] meraih
posisi teratas dalam peringkat podcastiTunes dan
menurut hasil jajak pendapat merupakan salah satu dari 50 podcast terfavorit.
Kerumunan yang menunggu
di toko buku Borders di
Newark, Delaware,
untuk peluncuran tengah malam Harry Potter dan Pangeran Berdarah
Campuran.
Popularitas seri Harry Potter juga
telah menghasilkan kesuksesan komersial bagi Rowling, penerbit, dan pemegang
izin Harry Potterterkait lainnya. Kesuksesan ini menjadikan Rowling
sebagai penulis pertama yang menjadi miliarder.[84] Novel-novel Harry
Pottertelah terjual lebih dari 450 juta kopi di seluruh dunia dan telah
diadaptasi ke dalam film-film populer yang diproduksi oleh Warner Bros.,
yang menjadi film seri tersukses sepanjang masa.[85][86] Film-film
ini juga telah menghasilkan delapan permainan video dan menyebabkan lahirnya
lisensi lebih dari 400 produk tambahan lainnya yang terkait dengan Harry Potter,
termasuk sebuah iPod.
Merek dagang Harry Potter diperkirakan bernilai sebesar $15 milyar.
Tingginya permintaan terhadap buku-buku Harry
Potter memotivasi New York
Times untuk membuat daftar buku terlaris yang terpisah
untuk sastra anak pada tahun 2000, tepat sebelum perilisan Harry Potter
dan Piala Api. Pada 24 Juni 2000, novel-novel Rowling bertengger selama 79
minggu berturut-turut dalam daftar buku terlaris New York Times;
tiga novel pertama masing-masingnya menempati daftar buku hardcover terlaris.[87] Pada
tanggal 12 April 2007, Barnes &
Noble mengungkapkan bahwa Relikui Kematian telah
memecahkan rekor pra-pemesanan, dengan
lebih dari 500.000 eksemplar buku yang dipesan melalui situs mereka.[88] Untuk
perlisan Piala Api, sebanyak 9.000 truk FedEx digunakan tanpa
tujuan lain selain untuk mendistribusikan buku.[89] Amazon.com dan Barnes &
Noble telah menjual lebih dari 700.000 eksemplar buku.[89] Di
Amerika Serikat, buku tersebut awalnya dicetak sebanyak 3,8 juta eksemplar,
memecahkan rekor percetakan pada saat itu.[89] Statistik
rekor ini dipecahkan oleh Harry Potter dan Orde Phoenix tiga
tahun kemudian, yang dicetak sebanyak 8,5 juta eksemplar, dan kemudian
dipecahkan lagi oleh Pangeran Berdarah Campuran (10,8 juta
eksemplar).[90] 6.9 juta
eksemplar Pangeran Berdarah Campuran terjual di AS dalam 24
jam setelah perilisannya, sedangkan di Britania Raya lebih dari dua juta
eksemplar terjual di hari pertamanya.[91] Cetak
awal di AS untuk Relikui Kematian adalah 12 juta eksemplar,
dan lebih dari satu juta pra-pemesanan yang dipesan melalui Amazon dan Barnes
& Noble
Lokomotif yang ditampilkan sebagai
Hogwarts Express.
Pada tahun 1998, Rowling menjual hak film dari
empat buku pertama Harry Potter kepada Warner Bros. dengan
harga £1 juta ($1.982.900).[136][137] Rowling
meminta agar para pemain dalam film Harry Potter haruslah
berasal dari Britania, namun tidak menutup kemungkinan pemeran berkebangsaan
lainnya juga terlibat, misalnya aktor Irlandia Richard Harris yang
memerankan Dumbledore, dan pemeran Perancis dan Eropa Timur dalam
film Harry Potter and the Goblet of Fire,
yang memang sesuai dengan asal karakter dalam buku.[138] Sejumlah
sutradara dipertimbangkan untuk menggarap Harry Potter,
termasuk Steven Spielberg, Terry Gilliam, Jonathan
Demme, dan Alan Parker. Pada
akhirnya, Chris Columbus ditunjuk pada 28 Maret 2000
untuk menyutradarai Harry Potter and the
Philosopher's Stone (berjudul "Harry Potter and the
Sorcerer's Stone" di Amerika Serikat). Penunjukan Columbus ini didasari
oleh karya-karya film keluarganya seperti Home Alone dan Mrs.
Doubtfire, serta pengalamannya yang terbukti mampu mengarahkan
anak-anak saat bermain film.[139] Setelah
proses pemilihan pemeran yang
panjang, syuting dimulai pada bulan Oktober 2000 di Leavesden Film Studios London,
dan produksi berakhir pada bulan Juli 2001.[140][141] Philosopher's
Stone dirilis pada tanggal 14 November 2001. Tiga hari setelah rilis
film pertama, produksi untuk Harry Potter and the Chamber of
Secrets, yang juga disutradarai oleh Columbus, dimulai. Syuting
film kedua selesai pada musim panas 2002, filmnya sendiri dirilis pada 15
November 2002.[142] Daniel
Radcliffe, Rupert Grint, dan Emma Watson masing-masingnya
memerankan Harry Potter, Ron Weasley dan Hermione
Granger di keseluruhan film.
Columbus menolak menyutradarai film
ketiga, Harry Potter and the
Prisoner of Azkaban, dan hanya bertindak sebagai produser.
Sutradara Meksiko Alfonso
Cuarón mengambil alih posisi Columbus sebagai sutradara, dan
setelah pengambilan gambar pada tahun 2003, film ini dirilis pada 4 Juni 2004.
Film keempat mulai diproduksi sebelum dirilisnya film ketiga. Oleh sebab
itu, Mike Newell dipilih
sebagai sutradara untuk Harry Potter and the Goblet of Fire,
yang dirilis pada 18 November 2005.[143] Newell
merupakan sutradara Inggris pertama yang menggarap seri Harry Potter. Harry Potter
and the Order of the Phoenix disutradarai oleh sutradara
televisi David Yates. Produksi film
ini dimulai pada bulan Januari 2006 dan dirilis setahun kemudian pada bulan
Juli 2007, bertepatan dengan peluncuran novel terakhir, Harry Potter dan Relikui Kematian.
Oleh sebab itu, banyak yang menganggap bahwa Juli 2007 adalah "bulannya
Harry Potter".[144][145] Karena
eksekutif "sangat menyukai" film sebelumnya, Yates terpilih lagi
untuk menyutradarai Harry Potter and the Half-Blood
Prince, yang dirilis pada 15 Juli 2009.
Tiga pemeran utama dalam
film-film Harry Potter. Dari kiri ke kanan: Daniel
Radcliffe (Harry Potter),Rupert Grint (Ron Weasley)
dan Emma Watson(Hermione
Granger).
Rowling memiliki kontrol kreatif atas seri film Harry Potter,
mengamati proses pembuatan film Philosopher's Stone dan
menjabat sebagai produser pada kedua film Deathly Hallows, bersama
dengan David Heyman dan David Barron.[152] Film-film Harry
Potter selalu merajai tangga box office. Secara
keseluruhan, kedelapan film tersebut menjadi film seri
dengan pendapatan kotor tertinggi di seluruh dunia. Philosopher's
Stone adalah film Harry Potter dengan pendapatan
kotor tertinggi sampai dirilisnya film terakhir, Deathly Hallows Part 2,
sedangkan Prisoner of Azkaban berpendapatan kotor paling
rendah.[153] Selain
sukses secara finansial, seri film Harry Potter juga sukses
secara kritikal.[154][155]
Pendapat mengenai film-film Harry Potter di
antara penggemar umumnya terbagi dua; satu kelompok lebih memilih untuk setia
pada dua film pertama, dan kelompok lainnya lebih memilih untuk menyukai
film-film sesudahnya.[156] Rowling
sendiri secara rutin selalu mendukung setiap film, dan menyatakan bahwa Deathly
Hallows adalah "salah satu favoritnya" dalam seri.[157][158][159][160] Rowling
menulis di situs webnya tentang transisi dari buku ke film: "Tidak mungkin
untuk memasukkan setiap alur cerita buku ke dalam sebuah film yang durasinya
hanya di bawah empat jam. Jelas film memiliki batasan-batasan yang tidak
dimiliki novel, kendala waktu dan anggaran; sementara saya bisa membuat efek
yang memukau tanpa mengandalkan apapun selain interaksi antara imajinasi saya
sendiri dan para pembaca".[161]
Dalam British
Academy Film Awards ke-64 pada bulan Februari 2011, Rowling,
bersama dengan produser David Heyman dan
David Barron serta sutradara David Yates, Alfonso Cuarón dan Mike Newell
menerima penghargaan Michael Balcon Award for Outstanding British
Contribution to Cinema atas nama semua film dalam seri Harry
Potter. AktorRupert Grint dan Emma Watson,
yang memerankan karakter Ron Weasley dan Hermione
Granger, juga hadir.[162][163]
Permainan
Ada sebelas permainan
video Harry Potter, delapan di antaranya sesuai dengan film dan
buku, dan tiga lainnya merupakan spin-off.
Permainan yang didasarkan pada film/buku diproduksi oleh Electronic
Arts, termasuk permainan Harry Potter:
Quidditch World Cup. Versi permainan video pertama dalam seri; Philosopher's
Stone, dirilis pada bulan November 2001. Setiap permainan video
umumnya dirilis bertepatan dengan perilisan film, yang berisi pemandangan dan
detil dari adegan film serta dialog dan semangat dari kisah buku. Permainan
biasanya berlangsung di dalam dan di sekitar kastil Hogwarts dan
di berbagai kawasan sihir lainnya. Cerita dan desain permainan mengikuti
karakterisasi dan plot film; EA bekerja sama dengan Warner Brothers agar bisa
memasukkan adegan film ke dalam permainan. Permainan video terakhir dalam
seri, Deathly Hallows, dipecah menjadi dua bagian, yakni Bagian 1,
yang dirilis pada November 2010 dan Bagian 2,
yang dirilis untuk konsol pada bulan Juli 2011. Permainan terdiri dari dua
entri, dengan entri pertama yang menyampaikan tema intens dari aksi dan
kekerasan, gameplay memiliki format bergaya penembak orang-ketiga.[164][165] Permainan spin
off lainnya seperti Lego Harry
Potter: Years 1–4 dan Lego Harry
Potter: Years 5–7 dikembangkan oleh Traveller's Tales dan
dipublikasikan oleh Warner Bros.
Interactive Entertainment. Sejumlah permainan media noninteraktif
lainnya juga telah dirilis, misalnya permainan papan Cluedo Harry
Potter Edition, Scene It? Harry
Potter dan Lego Harry Potter,
yang dipengaruhi oleh tema dalam novel ataupun film.
·
2005 - Harry Potter
and the Goblet of Fire
Kastil Hogwarts yang
digambarkan dalam Wizarding World of Harry Potter di Universal Orlando Resort's
Island of Adventure.
Setelah sukses dengan film dan buku, Universal
dan Warner Brothers mengumumkan bahwa mereka akan membangun "The Wizarding
World of Harry Potter," perluasan tema Harry Potter baru
yang dibangun di taman hiburan Islands of Adventure di Universal
Orlando Resort, Florida. Tanah yang baru, yang dipromosikan sebagai pulau
hiburan ketujuh di taman tersebut, dibangun di sepanjang tanah yang disediakan
untuk perluasan di luar batas asli taman, sampai ke pulau-pulau di The Lost Continent. Pembukaan
kecil-kecilan taman hiburan ini diadakan pada akhir Maret 2010, dan pembukaan
taman secara resmi diselenggarakan pada 16 Juni 2010 untuk tamu terpilih. Taman
secara resmi dibuka untuk umum pada tanggal 18 Juni 2010.[168]
Para pengunjung akan memasuki taman melalui
stasiun Hogsmeade,[169] yang
mengarah ke desa Hogsmeade, dan kastil Hogwartsterletak
di ujung jalan. Kastil Hogwarts merupakan atraksi utama dalam taman hiburan
ini, yang di dalamnya terdapat berbagai wahana dan permainan seperti Harry
Potter & the Forbidden Journey, sebuah KUKA yang membawa
penumpang melalui adegan realistis yang dipengaruhi oleh film dan buku,
termasuk meluncur di atas Hogwarts, ikut pertandingan Quidditch,
dan mendekati naga, dementor,
dan Dedalu Perkasa.[170] Atraksi
lainnya di antaranya rollercoaster kembar berkecepatan tinggi bernama Dragon Challenge, Dueling Dragons, dan
rollercoaster khusus keluarga bernama Flight of the
Hippogriff. Selain itu, terdapat berbagai tempat yang
terinspirasi oleh buku dan film, di antaranya Honeydukes, yang menjual permen,
cokelat kodok, dan kacang segala rasa Bertie Bott, toko tongkat
sihir Ollivander, Toko Lelucon Zonko yang menjual berbagai barang
seperti Teropong Curiga, dan Three Broomsticks yang menyajikan berbagai makanan
dan minuman, yang paling terkenal adalah Butterbeer dan jus labu.
Dibangun dengan biaya sebesar $265 juta, taman
hiburan Harry Potter "selalu penuh dan harus menunggu
selama dua jam hanya untuk masuk ke... toko merchandise."
Islands of Adventure mengalami peningkatan besar terkait dengan jumlah
pengunjung, yang juga meningkatkan laba sebesar 36%,[171] mengungguli
pesaingnya, Walt Disney World.[172]Disney
sendiri pada awalnya telah ditawarkan untuk membangun taman hiburan Harry
Potter, namun menolak kesempatan tersebut.
sumber: wikipedia
Komentar
Posting Komentar